SELAYANG PANDANG
Era globalisasi di dunia membawa dampak ganda, di satu pihak membawa iklim yang semakin kondusif untuk bekerja sama saling mengisi, saling menguntungkan dan saling melengkapi demi kepentingan bersama diantara pihak-pihak yang bekerja sama. Akan tetapi disisi lain era Global ini juga sekaligus melahirkan situasi persaingan yang semakin ketat dan semakin tajam.
Era globalisasi menjanjikan masa depan yang semakin cerah, bagi negara yang secara sungguh-sungguh mempersiap kan diri menghadapi proses globalisasi.
Indonesia yang berada di kawa san Asia-Pasifik, yaitu suatu kawasan yang telah melahirkan beberapa negara industri baru (NIC’S), menghadapi kemungkinan ganda. Di satu sisi Indonesia bisa menarik manfaat terhimbas oleh kemajuan di kawasan ini, tetapi disisi lain bisa tertelan menjadi korban kemajuan negara tetangga, apabila tidak secara sungguh-sungguh mempersiapkan diri dengan berbagai keunggulan (kompetitif dan kooperatif), untuk mampu menghadapi persaingan yang akan semakin ketat dan semakin tajam.
Berkembangnya kawasan ekonomi EC (MEE), AFTA, NAFTA, APEC adlah wujud nyata tumbuhnya kerjasama dan sekaligus berupa persaingan.
Oleh karenanya Indonesia memerlukan tenaga kerja yang memiliki keahlian profesional yang tinggi untuk menghadapi perkembangan ekonomi global masa kini dan masa mendatang.
GBHN 1998 telah memberikan arah yang jelas tentang misi pembangunan Indonesia dalam menghadapi perkembangan masa mendatang, yaitu menitik beratkan pembangunan jangka panjang II (PJP II) dan Pelita VI pada pembangunan ekonomi seiring dengan pembangunan sumber daya manusia.
Pendidikan (di Sekolah dan luar sekolah) sebagai pranata (Means) utama pembangunan sumber daya manusia, harus secara jelas membentuk peserta didik menjadi asset bangsa, yaitu menjadi manusia yang produktif dan berpenghasilan, yang mampu menciptakan produk unggulan Industri Indonesia yang siap menghadapi persaingan pada pasar global.
Disisi lain, Indonesia menghadapi permasalahan klasik yang bersumber dari jumlah penduduk yang besar, yang tidak sebanding dengan penyediaan lapangan kerja. Jumlah penduduk yang besar adalah merupakan sumber daya (asset) Nasional yang harus dimanfaatkan sebagai potensi pembangunan bangsa. Sehingga perlu ditingkatkan usaha-usaha pembinaan, pengem bangan dan pemanfaatan potensi sumber daya manusia tersebut dengan meningkatkan pembangunan pada berbegai sektor kehidupan. Usaha-usaha tersebut dilakukan dengan tujuan untuk mengubah Sumber Saya Manusia yang potensial tersebut menjadi tenaga kerja yang produktif. Hal ini dilakukan agar sumber daya manusia yang cukup besar tersebut tidak menjadi beban Nasional, akan tetapi bahkan harus dikembangkan sebagai modal dasar pembangunan Nasional yang sedang dilaksanakan.
Di satu pihak pengembangan Sumber Daya Manusia ini di maksudkan untuk meningkatkan kuwalitas manusia guna melakukan berbagai macam kegiatan dalam masyarakat. Sedangkan pihak lain pengembangan sumber daya manusia tersebut sangat erat kaitannya dengan peningkatan taraf hidup manusia itu sendiri.
Kedua aspek itu harus berjalan beriringan, karena manusia yang berkualitas akan mampu meningkatkan hasil kerjanya. Dengan peningkatan hasil kerjanya ini maka secara tidak langsung akan pula meningkatkan pendapatan yang diperolehnya, sehingga lebih lanjut akan meningkat taraf hidup dan kesejahtraannya.
Berkaitan dengan lapangan kerja , sampai sekarang ini banyak upaya yang sudah di lakukan oleh Pemerintah untuk mengatasi permasalahan Ketenaga kerjaan. Baik memulai program yang di bina oleh Kementrian Tenaga Kerja & Transmigrasi maupun oleh Instansi lain. Akan tetapi kenyatan menunjukan bahwa berbagai macam upaya tersebut masih belum menampakan hasil yang menggembirakan.
Sehingga pada saat diberlakukannya pelaksanaan era AFTA, NAFTA dan bahkan APEC sudah berjalan, Indonesia justru di hadapkan pada permasalahan penganguran yang semakin berat.
Salah satu upaya yang paling tepat untuk mengatasi masalah masalah tersebut adalah bidang (kewirausahaan / enterpre-neurship) sebagai langkah strategis dan mendesak, yang sekarang ini sedang menjadi rumor nasional.
Dalam kaitan dengan hal tersebut, perlu kiranya ada re-kulturisasi, yaitu suatu upaya untuk merubah budaya lama (Premordial) masyrakat Indonesia dan mengantisipasinya dengan budaya baru (Inovatif dan Positif thinking).
Budaya lama yang berpola pikir: sekolah (pendidikan) adalah sarana untuk bekerja (pada orang /lembaga lain), harus di ganti dengan :sekolah (pendidikan) adalah Sarana untuk Menciptakan Lapangan Kerja Baru (mengajak orang lain untuk bekerja pada kita / bersama-sama menciptakan lapangan kerja).
Tugas ini adalah salah satu hal yang tidak gampang, karena menyangkut budaya pikir yang sudah mapan. Untuk itu perlu kerja sama Kementrian dan antar Lembaga , agar masalah Kewirausahaan ini masuk dalam kurikulum wajib di sekolah , mulai dari sekolah dasar.
YLPK MAHARDHIKA mempunyai komitment yang tinggi pada masalah Kewirausahaan ini . di antaranya dengan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas SDM dalam bidang Kewirausahaan, pembentukan, Pembinaan dan pengembangan usaha kecil, pelatihan kelompok usaha terpadu, dan lain sebagainya, upaya-upaya tersebut merupakan manifestasi dari semangat reformasi dan di harapkan dapat menciptakan masyrakat MADANI di masa mendatang.
Kaitannya dengan hal tersebut YLPK MAHARDHIKA juga memiliki komitmet dalam Bidang Sosial Budaya ujud nyata yang dilakukannya adalah pengentasan kemiskinan dan pemberdaya-an Budaya melalui Kreatifitas Generasi Muda anak-anak Bangsa, serta pengembangan Ekonomi Kreatif.
VISI & MISI YAYASAN
YLPK MAHARDHIKA memiliki Visi dan Misi yakni meningkat kan Kwalitas Sumber Daya Manusia bagi Generasi Muda anak-anak Bangsa maupun Masyarakat pada umumnya, yang Berjiwa Kewirausahaan dan Bernuansa Bisnis serta memberikan Pelayanan terbaik kepada seluruh lapisan masyarakat.
MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dan tujuan YLPK MAHARDHIKA adalah :
PELATIHAN CALON INSTRUKTUR
Dengan metodologi konsep pendidikan orang dewasa (POD) maka akan dihasilkan instruktur-instruktur yang handal. Instruktur yang memiliki keterampilan mendesain kurikulum, modul, media, metode pelatihan dan tehnik penyajian. Instruktur yang menguasai manajemen pelatihan, yang selalu termotivasi untuk berfikir lateral sesuai dengan kebutuhan pelatihan.
Bagi perusahaan swasta dan BUMN, program ini sangat berguna untuk mendapatkan instruktur-instruktur yang di butuhkan. Sedangkan bagi instansi pemerintah dan lembaga-lembaga lainnya program ini dilakukan untuk mendapatkan instruktur-instruktur pengembangan masyarakat terampil.
PENGEMBANGAN USAHA KECIL DAN KOPERASI
Seluruh perusahaan swasta dan BUMN saat ini memiliki kewajiban untuk menyisihkan dana bagi pengembangan usaha kecil. Jika dilakukan secara parsial, program ini hanya bersifat karikatif. Pengusaha kecil cenderung menganggap bantuan dana tersebut adalah “umpan” yang harus dimakan sekali habis, bukan “kail” untuk mencari makan. Untuk mengatasi hal ini, YLPK MAHARDHIKA memiliki program penguatan motivasi dan skill dengan metode PIMER (Planing Implementating, Monitering, Evaluating dan Reporting). Output yang dihasilkan adalah kemampuan pengusaha kecil mengelola usahanya secara profesional. Disamping itu perlu diterapkan manajemen segitiga (Orang, Uang dan Program). Output yang dihasilkan kemampuan Koperasi akan bersifat market orientit. Program ini sangat berguna bagi perusahaan swasta.
BUMN, instansi pemerintah, Koperasi dan lembaga-lembaga lainnya, jika menginginkan bantuan yang diberikan tidaklah sia-sia.
PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT ( PKBM ) CITA NANDA
Merupakan Kegiatan Sosial yang dilakukan oleh Yayasan dalam bentuk Pengabdian Masyarakan dengan Kegiatan yang nyata antara lain :
a. Pendidikan Anak Usia Dini / PLAY GROUP CITA NANDA
b. Tempat Penitipan Anak
c. Taman Bacaan Masyarakat (Perpustakaan Untuk Umum
Era globalisasi di dunia membawa dampak ganda, di satu pihak membawa iklim yang semakin kondusif untuk bekerja sama saling mengisi, saling menguntungkan dan saling melengkapi demi kepentingan bersama diantara pihak-pihak yang bekerja sama. Akan tetapi disisi lain era Global ini juga sekaligus melahirkan situasi persaingan yang semakin ketat dan semakin tajam.
Era globalisasi menjanjikan masa depan yang semakin cerah, bagi negara yang secara sungguh-sungguh mempersiap kan diri menghadapi proses globalisasi.
Indonesia yang berada di kawa san Asia-Pasifik, yaitu suatu kawasan yang telah melahirkan beberapa negara industri baru (NIC’S), menghadapi kemungkinan ganda. Di satu sisi Indonesia bisa menarik manfaat terhimbas oleh kemajuan di kawasan ini, tetapi disisi lain bisa tertelan menjadi korban kemajuan negara tetangga, apabila tidak secara sungguh-sungguh mempersiapkan diri dengan berbagai keunggulan (kompetitif dan kooperatif), untuk mampu menghadapi persaingan yang akan semakin ketat dan semakin tajam.
Berkembangnya kawasan ekonomi EC (MEE), AFTA, NAFTA, APEC adlah wujud nyata tumbuhnya kerjasama dan sekaligus berupa persaingan.
Oleh karenanya Indonesia memerlukan tenaga kerja yang memiliki keahlian profesional yang tinggi untuk menghadapi perkembangan ekonomi global masa kini dan masa mendatang.
GBHN 1998 telah memberikan arah yang jelas tentang misi pembangunan Indonesia dalam menghadapi perkembangan masa mendatang, yaitu menitik beratkan pembangunan jangka panjang II (PJP II) dan Pelita VI pada pembangunan ekonomi seiring dengan pembangunan sumber daya manusia.
Pendidikan (di Sekolah dan luar sekolah) sebagai pranata (Means) utama pembangunan sumber daya manusia, harus secara jelas membentuk peserta didik menjadi asset bangsa, yaitu menjadi manusia yang produktif dan berpenghasilan, yang mampu menciptakan produk unggulan Industri Indonesia yang siap menghadapi persaingan pada pasar global.
Disisi lain, Indonesia menghadapi permasalahan klasik yang bersumber dari jumlah penduduk yang besar, yang tidak sebanding dengan penyediaan lapangan kerja. Jumlah penduduk yang besar adalah merupakan sumber daya (asset) Nasional yang harus dimanfaatkan sebagai potensi pembangunan bangsa. Sehingga perlu ditingkatkan usaha-usaha pembinaan, pengem bangan dan pemanfaatan potensi sumber daya manusia tersebut dengan meningkatkan pembangunan pada berbegai sektor kehidupan. Usaha-usaha tersebut dilakukan dengan tujuan untuk mengubah Sumber Saya Manusia yang potensial tersebut menjadi tenaga kerja yang produktif. Hal ini dilakukan agar sumber daya manusia yang cukup besar tersebut tidak menjadi beban Nasional, akan tetapi bahkan harus dikembangkan sebagai modal dasar pembangunan Nasional yang sedang dilaksanakan.
Di satu pihak pengembangan Sumber Daya Manusia ini di maksudkan untuk meningkatkan kuwalitas manusia guna melakukan berbagai macam kegiatan dalam masyarakat. Sedangkan pihak lain pengembangan sumber daya manusia tersebut sangat erat kaitannya dengan peningkatan taraf hidup manusia itu sendiri.
Kedua aspek itu harus berjalan beriringan, karena manusia yang berkualitas akan mampu meningkatkan hasil kerjanya. Dengan peningkatan hasil kerjanya ini maka secara tidak langsung akan pula meningkatkan pendapatan yang diperolehnya, sehingga lebih lanjut akan meningkat taraf hidup dan kesejahtraannya.
Berkaitan dengan lapangan kerja , sampai sekarang ini banyak upaya yang sudah di lakukan oleh Pemerintah untuk mengatasi permasalahan Ketenaga kerjaan. Baik memulai program yang di bina oleh Kementrian Tenaga Kerja & Transmigrasi maupun oleh Instansi lain. Akan tetapi kenyatan menunjukan bahwa berbagai macam upaya tersebut masih belum menampakan hasil yang menggembirakan.
Sehingga pada saat diberlakukannya pelaksanaan era AFTA, NAFTA dan bahkan APEC sudah berjalan, Indonesia justru di hadapkan pada permasalahan penganguran yang semakin berat.
Salah satu upaya yang paling tepat untuk mengatasi masalah masalah tersebut adalah bidang (kewirausahaan / enterpre-neurship) sebagai langkah strategis dan mendesak, yang sekarang ini sedang menjadi rumor nasional.
Dalam kaitan dengan hal tersebut, perlu kiranya ada re-kulturisasi, yaitu suatu upaya untuk merubah budaya lama (Premordial) masyrakat Indonesia dan mengantisipasinya dengan budaya baru (Inovatif dan Positif thinking).
Budaya lama yang berpola pikir: sekolah (pendidikan) adalah sarana untuk bekerja (pada orang /lembaga lain), harus di ganti dengan :sekolah (pendidikan) adalah Sarana untuk Menciptakan Lapangan Kerja Baru (mengajak orang lain untuk bekerja pada kita / bersama-sama menciptakan lapangan kerja).
Tugas ini adalah salah satu hal yang tidak gampang, karena menyangkut budaya pikir yang sudah mapan. Untuk itu perlu kerja sama Kementrian dan antar Lembaga , agar masalah Kewirausahaan ini masuk dalam kurikulum wajib di sekolah , mulai dari sekolah dasar.
YLPK MAHARDHIKA mempunyai komitment yang tinggi pada masalah Kewirausahaan ini . di antaranya dengan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas SDM dalam bidang Kewirausahaan, pembentukan, Pembinaan dan pengembangan usaha kecil, pelatihan kelompok usaha terpadu, dan lain sebagainya, upaya-upaya tersebut merupakan manifestasi dari semangat reformasi dan di harapkan dapat menciptakan masyrakat MADANI di masa mendatang.
Kaitannya dengan hal tersebut YLPK MAHARDHIKA juga memiliki komitmet dalam Bidang Sosial Budaya ujud nyata yang dilakukannya adalah pengentasan kemiskinan dan pemberdaya-an Budaya melalui Kreatifitas Generasi Muda anak-anak Bangsa, serta pengembangan Ekonomi Kreatif.
VISI & MISI YAYASAN
YLPK MAHARDHIKA memiliki Visi dan Misi yakni meningkat kan Kwalitas Sumber Daya Manusia bagi Generasi Muda anak-anak Bangsa maupun Masyarakat pada umumnya, yang Berjiwa Kewirausahaan dan Bernuansa Bisnis serta memberikan Pelayanan terbaik kepada seluruh lapisan masyarakat.
MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dan tujuan YLPK MAHARDHIKA adalah :
- Membantu program pemerintah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan Kecerdasan Bangsa di bidang Pendidikan, Ekonomi, Sosial, dan Budaya .
- Meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) melalui pendidikan, Pengembangan Kewirausahaan serta Peningkatan Potensi Ekonomi Produktif
- Memberi kesempatan yang seluas-luasnya kepada para Generasi Muda anak-anak bangsa ini untuk mendapatkan layanan Pendidikan maupun Penempatan Kerja yang Layak.
- Membantu Warga Masyarakat dalam mengentaskan Kemiskinan, melalui Gerakan Kesetiakawanan Sosial Nasional, serta peningkatan Kesejahteraan Warga Masyarakat.
PELATIHAN CALON INSTRUKTUR
Dengan metodologi konsep pendidikan orang dewasa (POD) maka akan dihasilkan instruktur-instruktur yang handal. Instruktur yang memiliki keterampilan mendesain kurikulum, modul, media, metode pelatihan dan tehnik penyajian. Instruktur yang menguasai manajemen pelatihan, yang selalu termotivasi untuk berfikir lateral sesuai dengan kebutuhan pelatihan.
Bagi perusahaan swasta dan BUMN, program ini sangat berguna untuk mendapatkan instruktur-instruktur yang di butuhkan. Sedangkan bagi instansi pemerintah dan lembaga-lembaga lainnya program ini dilakukan untuk mendapatkan instruktur-instruktur pengembangan masyarakat terampil.
PENGEMBANGAN USAHA KECIL DAN KOPERASI
Seluruh perusahaan swasta dan BUMN saat ini memiliki kewajiban untuk menyisihkan dana bagi pengembangan usaha kecil. Jika dilakukan secara parsial, program ini hanya bersifat karikatif. Pengusaha kecil cenderung menganggap bantuan dana tersebut adalah “umpan” yang harus dimakan sekali habis, bukan “kail” untuk mencari makan. Untuk mengatasi hal ini, YLPK MAHARDHIKA memiliki program penguatan motivasi dan skill dengan metode PIMER (Planing Implementating, Monitering, Evaluating dan Reporting). Output yang dihasilkan adalah kemampuan pengusaha kecil mengelola usahanya secara profesional. Disamping itu perlu diterapkan manajemen segitiga (Orang, Uang dan Program). Output yang dihasilkan kemampuan Koperasi akan bersifat market orientit. Program ini sangat berguna bagi perusahaan swasta.
BUMN, instansi pemerintah, Koperasi dan lembaga-lembaga lainnya, jika menginginkan bantuan yang diberikan tidaklah sia-sia.
PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT ( PKBM ) CITA NANDA
Merupakan Kegiatan Sosial yang dilakukan oleh Yayasan dalam bentuk Pengabdian Masyarakan dengan Kegiatan yang nyata antara lain :
a. Pendidikan Anak Usia Dini / PLAY GROUP CITA NANDA
b. Tempat Penitipan Anak
c. Taman Bacaan Masyarakat (Perpustakaan Untuk Umum